![]() |
source: Instagram @afifmohd13 |
Banyak
yang sepakat bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Perkara apakah hadist
yang mengatakan ini shahih atau tidak, yang paling utama adalah bahwa
kebersihan adalah hal yang sangat krusial dalam kehidupan kita.
Mengapa
kebersihan begitu penting untuk diperhatikan?
Hal
ini tak lain karena kebersihan akan berdampak pada banyak hal, mulai keindahan
lingkungan hingga kesehatan kita semua.
Sebagaimana
diketahui, kesehatan adalah aset terpenting dalam hidup melebihi apapun, bahkan
melebihi materi atau pun milyaran uang.
Kebersihan
di Pondok Pesantren
Pondok
Pesantren (Ponpes) merupakan salah satu institusi pendidikan berbasis agama
Islam yang sudah sangat dikenal masyarakat.
Di
Pondok Pesantren, umumnya para santri akan menggunakan ruangan tidur secara
bersama-sama. Dengan kata lain, satu ruangan bisa saja diisi oleh sekitar 5-10 santri,
tergantung besarnya ruangan.
Terbiasa
ada di dalam satu ruang istirahat dalam waktu lama, membuat para santri ini sangat
akrab. Sehingga tak heran jika kadang mereka kerap memakai barang-barang milik
pribadi secara bergantian, seperti peralatan mandi hingga pakaian.
![]() |
source: SATU Indonesia Awards |
Dampak
Sikap tentang Jaga Kebersihan bagi Santri di Pondok Pesantren
Menurut
data dari Departemen Kesehatan (Depkes) 2020, masalah penyakit menular berbasis
lingkungan dan perilaku gaya hidup mudah mendatangkan penyakit seperti TBC, infeksi
saluran pernapasan atas, diare, hingga penyakit kulit. Nah, jenis penyalit ini masih
banyak ditemukan di lingkungan Pondok Pesantren.
Salah
satu jenis penyakit yang kerap diderita peserta didik di Pondok Pesantren
adalah penyakit kulit, seperti scabies (kudis), kurap, hingga gatal jamur.
Ibaratnya,
jika belum kena penyakit gatal-gatal, maka belum termasuk anak Pondok Pesantren
namanya.
Scabies
adalah jenis penyakit kulit yang menular, baik secara kontak langsung maupun
tidak langsung, penularan bisa terjadi misalnya melalui handuk dan pakaian. Selain
itu, kondisi lingkungan yang tidak bersih juga merupakan faktor mudahnya
penyakit kulit ini tersebar.
Sikap
dan perilaku hidup para santri di lingkungan Pondok Pesantren seperti, tidur
bersama, banyaknya pakaian kotor yang menumpuk atau digantung di dalam kamar, atau
kondisi ruangan yang lembab dan tidak sering dibersihkan, adalah faktor yang
sangat mudah mendatangkan penyakit kulit.
Itulah
mengapa, Pondok Pesantren atau pun asrama termasuk tempat yang berisiko terjadi
skabies, lantaran merupakan salah satu tempat yang dihuni banyak orang (padat).
Penyakit
Kulit Adalah Khas Pondok Pesantren?
Salah
seorang teman yang dulu sejak SD hingga SMP mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren
penah mengatakan bahwa adalah hal yang wajarr jika seseorang yang pernah
jadi santri terkena penyakit kulit.
![]() |
anak-anak Ponpes Source: Instagram @afifmohd13 |
Sebagai
informasi, hingga saat ini temanku tersebut masih menderita penyakit kulit. Dari
penjelasannya, ia terkena Psoriasis sejak duduk di bangku SMP di salah satu Pondok
Pesantren di Pulau Jawa.
Sungguh
sangat disayangkan jika sebuah Pondok Pesantren diidentikkan dengan penyakit
kulit, hingga dianggap sesuatu yang wajar. Terlebih Islam adalah agama yang sangat
menjunjung tinggi kebersihan.
Mohammad
Afifi Romadhoni Mantan Santri Penggagas Cara Sehat Hidup di Pesantren dengan
GPS
Mohammad
Afifi Romadhoni adalah mantan anak pesantren di sebuah Pondok Pesantren di
daerah Jambi. Ia menjadi siswa di Pondok Pesanten sejak SD-SMP.
Mohammad
Afifi Romadhoni mengatakan, kebanyakan Ponpes di Jambi masih merupakan Pondok
Pesantren bergaya "tradisional". Bahkan, masih banyak yang sistem
biayanya dengan cara barter barang seperti beras atau barang-barang yang bermanfaat
lainnya.
Menurutnya,
di ponpes-ponpes ini masih sering ditemukan para santi yang mengalami penyakit
kulit.
Sekadar
informasi, Mohammad Afifi Romadhoni kini telah menjadi seorang dokter lulusan Kedokteran
Universitas Jambi.
Pernah
menjadi santri dari SD hingga SMP membuat Mohammad Afifi sangat paham akan
kondisi hidup dan kebersihan pesantren, yang menurutnya perlu ditanamkan sikap
gaya hidup sehat.
Pada
Mei 2017 ia mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang peduli masalah kesehatan,
terutama di lingkungan pesantren. Organisasi ini diberi nama komunitas Gerakan
Pesantren Sehat (GPS).
GPS
adalah wadah untuk mengampanyekan cara hidup sehat di pesantren. Sejak didirikan,
GPS rutin mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada santri-santri di
Jambi, seperti cara cuci tangan yang benar, menjaga kebersihan diri, hingga kebersihan
asrama tempat mereka tinggal.
Tak
hanya itu, GPS juga mendampingi santri dalam hal kesehatan mental, karena santri
termasuk orang yang bukan saja rentan terhadap masalah kesehatan fisik, tetapi
juga kesehatan mental.
Hal
ini tal lain disebabkan santri harus hidup mandiri dan jauh dari orangtua serta
kemudahan jika tinggal bersama keluarganya.
GPS
memiliki 11 program, di mana program utamanya adalah Sharing Class, yakni pemberian
materi oleh GPS tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan
reproduksi, serta kesehatan mental.
Selain
itu, ada program Doktren (Dokter Pesantren), yang tujuannya untuk melatih
santri menjadi agen kesehatan, dan Cerita Santri (CS), yakni program untuk
meningkatkan kesadaran soal kesehatan mental, bully, dan pelecehan.
Selanjutnya,
di GPS juga ada program Patok (Pesantren Tanpa Rokok), Book4Santri (Buku untuk
Santri), yakni program pengumpulan donasi dan sumbangan buku bekas yang masih layak
baca, dan Kasih Sayang dengan maksud agar para santri rajin cuci mukena,
sarung, dan sajadah.
Tak
sampai di situ, GPS juga punya program keren lainnya, yakni pada setiap Ramadhan
akan ada kegiatan Setara (Santri Sehat Ramadhan Berkah) lewat pengumpulan
donasi.
![]() |
salah satu kegiatan GPS Source: Instagram @gps.foundation |
Yang
menakjubkannya lagi, rupanya GPS juga punya program hingga ke panti wreda
dengan, yakni program A Day with Lansia, sebuah aksi sosial dan gerakan peduli
lansia di lingkungan Wisma Tresna Werdha.
Hal
ini atas pertimbangan bahwa tempat-tempat yang padat penghuni seperti panti
wreda juga punya masalah kebesihan dan kesehatan seperti pesantren.
SATU
Indonesia Awards
Atas
kontribusi dan kepeduliannya terhadap masalah kebersihan dan kesehatan santri melalui
Gerakan Pesantren Sehat (GPS), Mohammad Afifi berhasil mendapatkan apresiasi SATU
Indonesia Awards pada 2019 lalu untuk kategori Kesehatan.
![]() |
Mohammad Afifi Romadhoni dapat apresiasi SATU Indonesia Awards |
SATU
(Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards adalah apresiasi atau
penghargaan bergengsi yang diberikan ASTRA Indonesia bagi generasi muda, baik
individu maupun kelompok, yang punya kepeloporan dan melakukan perubahan untuk
berbagi dengan masyarakat di sekitarnya.
Adapun
kategori yang mendapatkan penghargaan dari ASTRA ini di antaranya adalah idang
Kesehatan, Lingkungan, Pendidikan, Kewirausahaan, dan Teknologi.
Semoga
apa yang telah dilakukan Mohammad Afifi dengan meluncurkan GPS ini bisa ditiru
dan diterapkan di Ponpes lainnya di seluruh Indonesia, yang terutama masih punya
masalah soal menjaga kebersihan,
Bagi
teman-teman yang ingin tahu apa saja kegiatan GPS, bisa cek update kegiatan
Gerakan Pesantren Sehat di akun Instagram @gps.foundation.
No comments:
Post a Comment