Thursday, 5 October 2023

Pentingnya Jaga Kebersihan dan Kesehatan di Pondok Pesantren Melalui GPS ala Mohammad Afifi Romadhoni

 

source: Instagram @afifmohd13


Banyak yang sepakat bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Perkara apakah hadist yang mengatakan ini shahih atau tidak, yang paling utama adalah bahwa kebersihan adalah hal yang sangat krusial dalam kehidupan kita.

Mengapa kebersihan begitu penting untuk diperhatikan?

Hal ini tak lain karena kebersihan akan berdampak pada banyak hal, mulai keindahan lingkungan hingga kesehatan kita semua.

Sebagaimana diketahui, kesehatan adalah aset terpenting dalam hidup melebihi apapun, bahkan melebihi materi atau pun milyaran uang.

Kebersihan di Pondok Pesantren

Pondok Pesantren (Ponpes) merupakan salah satu institusi pendidikan berbasis agama Islam yang sudah sangat dikenal masyarakat.

Di Pondok Pesantren, umumnya para santri akan menggunakan ruangan tidur secara bersama-sama. Dengan kata lain, satu ruangan bisa saja diisi oleh sekitar 5-10 santri, tergantung besarnya ruangan.

Terbiasa ada di dalam satu ruang istirahat dalam waktu lama, membuat para santri ini sangat akrab. Sehingga tak heran jika kadang mereka kerap memakai barang-barang milik pribadi secara bergantian, seperti peralatan mandi hingga pakaian.


source: SATU Indonesia Awards


Dampak Sikap tentang Jaga Kebersihan bagi Santri di Pondok Pesantren

Menurut data dari Departemen Kesehatan (Depkes) 2020, masalah penyakit menular berbasis lingkungan dan perilaku gaya hidup mudah mendatangkan penyakit seperti TBC, infeksi saluran pernapasan atas, diare, hingga penyakit kulit. Nah, jenis penyalit ini masih banyak ditemukan di lingkungan Pondok Pesantren.

Salah satu jenis penyakit yang kerap diderita peserta didik di Pondok Pesantren adalah penyakit kulit, seperti scabies (kudis), kurap, hingga gatal jamur.

Ibaratnya, jika belum kena penyakit gatal-gatal, maka belum termasuk anak Pondok Pesantren namanya.

Scabies adalah jenis penyakit kulit yang menular, baik secara kontak langsung maupun tidak langsung, penularan bisa terjadi misalnya melalui handuk dan pakaian. Selain itu, kondisi lingkungan yang tidak bersih juga merupakan faktor mudahnya penyakit kulit ini tersebar.

Sikap dan perilaku hidup para santri di lingkungan Pondok Pesantren seperti, tidur bersama, banyaknya pakaian kotor yang menumpuk atau digantung di dalam kamar, atau kondisi ruangan yang lembab dan tidak sering dibersihkan, adalah faktor yang sangat mudah mendatangkan penyakit kulit.

Itulah mengapa, Pondok Pesantren atau pun asrama termasuk tempat yang berisiko terjadi skabies, lantaran merupakan salah satu tempat yang dihuni banyak orang (padat).

Penyakit Kulit Adalah Khas Pondok Pesantren?

Salah seorang teman yang dulu sejak SD hingga SMP mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren penah mengatakan bahwa adalah hal yang wajarr jika seseorang yang pernah jadi  santri terkena penyakit kulit.


anak-anak Ponpes
Source: Instagram @afifmohd13


Sebagai informasi, hingga saat ini temanku tersebut masih menderita penyakit kulit. Dari penjelasannya, ia terkena Psoriasis sejak duduk di bangku SMP di salah satu Pondok Pesantren di Pulau Jawa.

Sungguh sangat disayangkan jika sebuah Pondok Pesantren diidentikkan dengan penyakit kulit, hingga dianggap sesuatu yang wajar. Terlebih Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kebersihan.

Mohammad Afifi Romadhoni Mantan Santri Penggagas Cara Sehat Hidup di Pesantren dengan GPS

Mohammad Afifi Romadhoni adalah mantan anak pesantren di sebuah Pondok Pesantren di daerah Jambi. Ia menjadi siswa di Pondok Pesanten sejak SD-SMP.

Mohammad Afifi Romadhoni mengatakan, kebanyakan Ponpes di Jambi masih merupakan Pondok Pesantren bergaya "tradisional". Bahkan, masih banyak yang sistem biayanya dengan cara barter barang seperti beras atau barang-barang yang bermanfaat lainnya.

Menurutnya, di ponpes-ponpes ini masih sering ditemukan para santi yang mengalami penyakit kulit.

Sekadar informasi, Mohammad Afifi Romadhoni kini telah menjadi seorang dokter lulusan Kedokteran Universitas Jambi.

Pernah menjadi santri dari SD hingga SMP membuat Mohammad Afifi sangat paham akan kondisi hidup dan kebersihan pesantren, yang menurutnya perlu ditanamkan sikap gaya hidup sehat.

Pada Mei 2017 ia mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang peduli masalah kesehatan, terutama di lingkungan pesantren. Organisasi ini diberi nama komunitas Gerakan Pesantren Sehat (GPS).

GPS adalah wadah untuk mengampanyekan cara hidup sehat di pesantren. Sejak didirikan, GPS rutin mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada santri-santri di Jambi, seperti cara cuci tangan yang benar, menjaga kebersihan diri, hingga kebersihan asrama tempat mereka tinggal.

Tak hanya itu, GPS juga mendampingi santri dalam hal kesehatan mental, karena santri termasuk orang yang bukan saja rentan terhadap masalah kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental.

Hal ini tal lain disebabkan santri harus hidup mandiri dan jauh dari orangtua serta kemudahan jika tinggal bersama keluarganya.

GPS memiliki 11 program, di mana program utamanya adalah Sharing Class, yakni pemberian materi oleh GPS tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan reproduksi, serta kesehatan mental.

Selain itu, ada program Doktren (Dokter Pesantren), yang tujuannya untuk melatih santri menjadi agen kesehatan, dan Cerita Santri (CS), yakni program untuk meningkatkan kesadaran soal kesehatan mental, bully, dan pelecehan.

Selanjutnya, di GPS juga ada program Patok (Pesantren Tanpa Rokok), Book4Santri (Buku untuk Santri), yakni program pengumpulan donasi dan sumbangan buku bekas yang masih layak baca, dan Kasih Sayang dengan maksud agar para santri rajin cuci mukena, sarung, dan sajadah.

Tak sampai di situ, GPS juga punya program keren lainnya, yakni pada setiap Ramadhan akan ada kegiatan Setara (Santri Sehat Ramadhan Berkah) lewat pengumpulan donasi.


salah satu kegiatan GPS 
Source: Instagram @gps.foundation


Yang menakjubkannya lagi, rupanya GPS juga punya program hingga ke panti wreda dengan, yakni program A Day with Lansia, sebuah aksi sosial dan gerakan peduli lansia di lingkungan Wisma Tresna Werdha.

Hal ini atas pertimbangan bahwa tempat-tempat yang padat penghuni seperti panti wreda juga punya masalah kebesihan dan kesehatan seperti pesantren.

SATU Indonesia Awards

Atas kontribusi dan kepeduliannya terhadap masalah kebersihan dan kesehatan santri melalui Gerakan Pesantren Sehat (GPS), Mohammad Afifi berhasil mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards pada 2019 lalu untuk kategori Kesehatan.


Mohammad Afifi Romadhoni dapat apresiasi SATU Indonesia Awards


SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards adalah apresiasi atau penghargaan bergengsi yang diberikan ASTRA Indonesia bagi generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang punya kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat di sekitarnya.

Adapun kategori yang mendapatkan penghargaan dari ASTRA ini di antaranya adalah idang Kesehatan, Lingkungan, Pendidikan, Kewirausahaan, dan Teknologi.

Semoga apa yang telah dilakukan Mohammad Afifi dengan meluncurkan GPS ini bisa ditiru dan diterapkan di Ponpes lainnya di seluruh Indonesia, yang terutama masih punya masalah soal menjaga kebersihan,

Bagi teman-teman yang ingin tahu apa saja kegiatan GPS, bisa cek update kegiatan Gerakan Pesantren Sehat di akun Instagram @gps.foundation.

No comments:

Post a Comment

Mata Kering Itu Bukan Sekadar Gangguan! INSTO Dry Eyes Segarkan Mata Dalam Sekejap

  Mata Kering? Ini bukan hal SePeLe! Terkadang kita sering mengabaikan datangnya sinyal kecil dari tubuh, termasuk saat mata yang terasa...