Kemajuan
teknologi telah membawa kehidupan banyak orang jadi semakin mudah dan
dimanjakan. Bagaimana tidak? Dengan hanya mengandalkan sebuah ponsel (gawai)
tipis berbasis smartphone, sudah bisa melakukan banyak hal tanpa harus
berpindah tempat.
Melalui
gadget di genggaman, kita bisa berkomunikasi hingga dengan mereka yang ada di
sebrang benua, kita bisa tahu kabar dunia dalam hitungan detik, nonton film
favorit, belanja barang kebutuhan, belajar, meningkatkan skill, hingga bermain.
Sayangnya,
seiring kemajuan teknologi digital yang sangat bermanfaat ini, ia pun juga membawa
beberapa dampak negatif. Terlebih bagi anak-anak yang sejak dini telah dikenalkan
perangkat teknologi ini oleh orangtuanya, di mana penggunaannya minim pengawasan.
Apa
Dampak Buruk Gadget pada Anak?
Gadget
(smartphone) memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan anak-anak yang lahir pada
era milenial saat ini.
Tak
jarang orangtua pun sudah mengenalkan gadget pada anak di usia dini, di mana
sebenarnya benda ini tidaklah begitu krusial untuk dihadirkan dalam masa
pertumbuhan mereka.
Namun,
alih-alih demi anak tenang dan orang tua bisa dengan nyaman menyelesaikan
segala keriwehan hariannya, maka gadget seolah jadi senjata pamungkas untuk
membuat anak-anak tidak tantrum.
Padahal,
penelitian mengungkapkan bahwa potensi gadget merusak otak anak bisa terjadi
jika mereka terlalu lama menatap layar smartphone tersebut.
Di
sinilah awal mula anak mulai akrab dengan gadget hingga pada akhirnya mereka
pun jadi kecanduan.
Perilaku
kecanduan gadget ini dikenal dengan istilah screen dependency disorder
(gangguan ketergantungan terhadap layer gadget) atau SDD.
Mengutip
laman Badan Siber dan Sandi Negara, dalam sebuah penelitian terbaru disebutkan
bahwa 30 persen anak di bawah usia enam bulan, sudah terpapar gadget secara
rutin dengan rata-rata satu jam per hari.
Selanjutnya,
9 dari 10 anak usia dua tahun mendapat paparan layar gadget lebih tinggi dan
berpotensi anak tersebut mengalami SDD.
Waspada!
Ini Tanda-tanda Anak yang Mengalami SDD
Berikut
ini adalah beberapa tanda yang harus diwaspadai, karena bisa jadi anak mengalami
SDD:
·
Anak yang sibuk dengan gadget-nya akan
menjadi agresif atau pemarah jika tidak pegang ponsel pintar tersebut
·
Anak jadi tantrum ketika gadget itu diambil
darinya
·
Anak menolak keras berhenti bermain gadget
·
Anak jadi tidak tertarik bermain di luar
rumah atau ikut kegiatan ekstra di sekolah
·
Anak cenderung suka berbohong dengan orangtua
·
Anak jadi apatis dan tidak bersosialisasi
dengan lingkungannya
·
Anak suka abai dengan kondisi di
sekitarnya, hingga berpotensi tidak respek pada orang lain
Selain
itu, perlu diketahui bahwa gadget juga dapat mengganggu proses tumbuh kembang
anak hingga merusak otaknya.
Yang
lebih mencemaskan akibat kecanduan gadget ini adalah terjadinya speech delay
(terlambat berbicara) pada anak, kurang gizi, insomnia, masalah penglihatan, perasaan
cemas dan kesepian, hingga perubahan mood yang drastis.
Lantas,
bagaimana caranya agar anak-anak tidak kecanduan gadget?
Ada
banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengalihkan perhatian anak-anak terhadap
gadget.
Langkah
pertama, buatlah anak sibuk dengan kegiatan lain, di mana tidak ada
keterlibatan gadget selama melakukan kegiatan tersebut. Berikan kegiatan yang
menyenangkan, sehingga mereka akan lebih menikmatinya saat melakukannya.
Kedua,
bersikap tegas dalam pola pengasuhan dan mendidik anak. Jangan berikan mereka
akses jelajah internet tanpa persetujuan orangtua. Anda bisa memanfaatkan fitur
kendali orangtua pada penggunaan gadget anak, sehingga mereka tidak bisa sembarangan
mengakses laman atau aplikasi yang tidak bermanfaat, atau sesuatu yang bisa
berdampak buruk bagi mereka.
Anak-anak
biasanya suka mengakses YouTube atau menginstal aplikasi game. Nah, dengan mengunci
atau mengatur penggunaan gadget bagi anak, maka hal ini akan mencegah mereka
membuka sesuatu yang tidak bermanfaat dan membuat ketergantungan nantinya.
Ketiga,
buang jauh-jauh rasa kasihan karena anak tidak bisa menggunakan gadget sesuai
maunya, sebagaimana yang dilakukan teman-temannya.
Ingat,
keputusan dan sikap kita hari ini akan menentukan karakter dan masa depan anak nantinya.
Jangan mau diperbudak oleh sebuah benda tipis bernama smartphone ini.
Achmad
Irfandi Ciptakan Kampung Lali Gadget Antisipasi Kecanduan Gawai pada Anak
Masifnya
penggunaan gadget pada anak mulai usia dini saat ini rupanya mengundang keresahan
seorang pemuda bernama Achmad Irfandi.
![]() |
Achmad Irfandi penerima SATU Indonesia Awards |
Generasi
muda saat ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget di
tangan daripada berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitar. Bahkan tak
jarang waktu belajar pun diabaikan hanya demi bercengkerama dengan gawainya.
Di
tempat tinggalnya pun banyak anak-anak yang lebih sering nongkrong di warkop
demi tersambung ke layanan wifi gratis untuk bisa akses internet dan main game
sepuasnya.
Untuk
itulah akhirnya Achmad Irfandi smenggagas berdirinya Kampung Lali Gadget pada 1
April 2018, yang tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada
penggunaan gawai dalam keseharian dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih
bermanfaat.
Sebagai
informasi, Kampung Lali Gadget (Desa yang melupakan gadget) berlokasi di Dusun
Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.
![]() |
anak-anak sedang berkunjung ke Kampung Lali Gadget |
Kampung
Lali Gadget bukan berarti tidak memakai gawai sama sekali, tetapi mengurangi
penggunaannya dari hal yang tidak bermanfaat. Karena bagaimanapun kita tetap
butuh gadget dalam kehidupan saat ini.
Bersama
beberapa rekannya, Achmad Ifandi bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
mengenalkan dan meramaikan keberadaan Kampung Lali Gadget. Selanjutnya, pada
Juli 2022, saat merayakan Hari Anak Nasional, Kampung Lali Gadget bersama para mahasiswa
Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan Festival Endah
Lali Gagdet.
Nah,
bagi Anda para orang tua yang ingin mulai membuat anaknya tidak ketergantungan pada
gadget, bisa ajak mereka menghabiskan akhir pekan di Kampung Lali Gadget.
Ada
banyak sekali aktivitas yang dilakukan melalui Kampung Lali Gadget, di
antaranya ada tentang edukasi budaya, kearifan lokal, edukasi satwa, hingga
permainan tadisional.
![]() |
Bermain Godhong, salah satu kegiatan permainan tradisional di Kampung Lali Gadget |
Berikut
beberapa fasilitas bermain yang disediakan Kampung Lali Gadget:
Permainan
tradisional, ada egrang, dakon, gasing, klompen dan masih banyak lagi
Kegiatan
mewarnai
Bernyanyi
lagu-lagu daerah
Kegiatan
olahraga bersama
Pojok
baca, sehingga anak akan mengenal dunia literasi ketika berada di Kampung Lali
Gadget
Belajar
menulis surat kepada Bapak Presiden, di mana surat-surat itu nantinya ditempel
pada orang-orangan sawah.
Apabila
Anda dan anak-anak akan berkunjung ke Kampung Lali Gadget, bisa mendaftarkan
diri terlebih dahulu dengan mengisi formular pendaftaran, yang bisa Anda
dapatkan di link bio akun instagram resmi @kampunglaligadget.
SATU
Indonesia Awards untuk Achmad Irfandi
Atas
dedikasi dan kontibusinya terhadap kelangsungan masa depan generasi bangsa
melalui Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi pun berhasil mendapatkan penghargaan
SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards pada 2021 untuk kategori
Pendidikan.
SATU
Indonesia Awards adalah program penghargaan yang rutin digelar setiap tahun
oleh PT. Astra International, Tbk.
Adapun
penghargaan diberikan kepada anak muda Indonesia yang telah berkontribusi di
bidang Pendidikan, Teknologi, Lingkungan, Kesehatan, dan Kewirausahaan.
Semoga
apa yang dilakukan Achmad Irfandi ini bisa menginspirasi kita semua untuk jadi
agen perubahan dalam peradaban dan membawa Indonesia lebih maju lagi ke
depannya.
Referensi
tulisan dan sumber foto:
E-Book
Satu Indonesia Awards 2023
Badan
Siber dan Sandi Negara (BSSN)
http://iniklg.com
Instagram
@kampunglaligadget
No comments:
Post a Comment