Thursday, 14 September 2023

Resika Caesaria, Ratu Cimol Banyumas yang Sukses Bangkitkan Ekonomi Keluarga hingga Tolong Banyak Orang Lewat Cimol

 


“Di mana ada kemauan, maka di situ ada tujuan.”

Setidaknya sebait kalimat itulah yang menggambarkan apa yang dilakukan Resika Caesaria (Cika), si Ratu Cimol Banyumas, yang sukses bangkitkan ekonomi keluarga hingga bisa menolong banyak orang lewat cimol.

Bagaimana bisa seorang Resika Caesaria membangkitkan ekonomi keluarga hingga membantu banyak orang dengan cimol? Simak kisah lengkap Resika Caesaria atau akrab disapa Cika, si Ratu Cimol Banyumas berikut ini.

Cemilan bernama cimol ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ya, makanan khas Sunda ini memang telah banyak dijajakan pedagang di berbagai daerah Indonesia.

Cimol adalah makanan ingan atau cemilan yang dibuat dari tepung kanji.  Sebagaimana jenis makanan khas Sunda lainnya yang kerap diberi nama berupa singkatan, cimol pun demikian. Kata cimol berasal dari kata aci di gemol.

Awal Mula Resika Caesaria Berjualan Cimol

Ketika akan masuk SMA, Cika dihadapkan pada kondisi, di mana orangtuanya kesulitan keuangan karena sang ayah terpaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai supir angkutan umum lantaran penglihatan matanya yang menurun hingga kerap alami kecelakaan.

Hati Cika pun diliputi kegalauan tentang bagaimana ia bisa melanjutkan pendidikannya. Terlebih sang ibu memang sudah tidak ada. Meskipun ada kakaknya yang mungkin bisa sedikit membantu biaya sekolahnya, namun ia juga ingin bisa punya penghasilan sendiri agar bisa mencukupi kebutuhannya tanpa banyak bergantung dari keluarga.




Perempuan kelahiran Banyumas, 5 Mei 1991 pun berpikir keras bagaimana caranya bisa berpenghasilan, hingga ide berjualan makan ringan pun muncul di benaknya.

Cika pun mulai menjual makanan ringan seperti kue hingga batagor. Dengan modal awal Rp63.000, Cika pun membeli bahan baku membuat batagor untuk dititipkan di kantin sekolah. Selain itu, ia juga berjualan batagor saat ada acara pertandingan sepak bola.

Saat berjualan batagor di pertandingan sepakbola, Cika berkenalan dengan seorang pedagang cimol. Mereka saat itu saling bertukar resep jualannya masing-masing.

Resep dari pedagang cimol tersebut pun ia praktikkan di rumah. Cimol buatannya ia bawa ke sekolah untuk dijual, dan ternyata banyak yang suka.

Dari hasil berjualan cimol sejak duduk di kelas 1-3 SMA, Cika bisa membeli sepeda motor, membuat gerobak untuk berjualan cimol, dan punya biaya masuk kuliah keperawatan di STIKES Harapan Bangsa, Purwokerto.

Cika tetap melanjutkan jualan cimol meski saat itu statusnya sebagai mahasiswa. Bahkan ia lebih bersemangat karena kampus adalah tempat yang punya potensi besar untuk dagangannya. Benar saja, cimol jualan Ciko yang dijualnya di kawasan kampus itu sangat laris manis.

Di tengah kesibukannya bejualan cimol, Cika tetap fokus pada studinya. Terbukti ia mampu lulus cumlaude dari kampusnya pada 2013 silam.

Setelah lulus, Cika tetap melanjutkan usaha cimolnya yang saat itu telah  memiliki 12 karyawan yang membantunya memproduksi cimol.

Mendirikan CV Made Arizka

Untuk mengembangkan usaha cimolnya, Cika pun mendirikan waralaba dengan nama “Made Arizka”. Nama ini merupakan singkatan nama dalam keluarganya, yaitu Maksi, Dewi, Agus, Riza, dan Cika.

CV Made Arizka Sejahtera milik Cika ini berlokasi di Desa Lesmana RT 3 RW 6, Kecamatan Ajibarang.

Setelah membentuk CV tersebut, Cika mulai melakukan inovasi untuk jualan cimolnya agar lebih berkembang dan bisa meningkatkan omzet.


Resika Caesaria bersama para karyawan perusahaan cimolnya, CV Made Arizka


Maka, terciptalah cimol dengan varian rasa mulai rasa pedas, barbeque, keju, jagung manis, hingga pizza. Dari hasil inovasi ini, omzet penjualan cimol pun meningkat hinga Rp90 juta per bulan.

Untuk menjangkau target maket yang lebih luas, Cika pun memanfaatkan media sosial untuk promosi usaha.

Jika dilihat, usaha cimol ini memang cukup sukses. Namun bukan berarti apa yang dilakukan Cika selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ada banyak tantangan yang telah dilaluinya. Namun, ia cepat bangkit dengan ide-ide baru untuk kemajuan usahanya tersebut.

Jika ingin punya usaha yang semakin berkembang, menurutnya dibutuhkan manajemen waktu dan keuangan yang baik. Selain itu, perlu juga meningkatkan skill melalui pelatihan yang terus menerus. Agar SDM yang diberdayakan mampu lebih maju, baik bagi dirinya maupun Perusahaan.

Yang tak kalah penting, adalah terus melakukan survei pasar agar usaha cimol bisa makin berkembang, inovatif, dan menjawab kebutuhan pasar.

Sebagai informasi, usaha cimol milik Cika ini berbentuk franchise makanan ringan, yang kini sudah memiliki lebih dari 600 mitra gabungan dari kalangan ekonomi lemah dan pengangguran.

Usaha franchise ini terbilang unik, karena ia hanya menerima mitra untuk berjualan cimol sendiri dan bukan yang punya modal besar, di mana biasanya akan merekrut karyawan lagi untuk menjualkannya.

Ini juga menjadi salah satu tujuannya dalam membantu perekonomian masyarakat sekitar sekaligus memberikan harapan baru bagi mereka yang butuh pekerjaan.

Upaya Cika Mengubah Ekonomi Masyarakat

Melalui usaha cimol yang dikembangkannya, Cika akhirnya bisa membantu mengubah ekonomi keluarga hingga ekonomi banyak orang di sekitarnya.

Bisnis yang dijalankan Cika ini mengusung konsep bisnis sosial, di mana setiap bulan dari keuntungan 100 persen dibagi dua, yakni 70 persen untuk pengembangan usaha dan 30 persen digunakan untuk sosial.

Cika sama sekali tidak tidak mengutamakan/mencari keuntungan dai usahanya. Karenanya, ia pun memudahkan siapa saja yang butuh bekerja sama dan ingin mengubah kehidupan ekonominya tanpa mengeluarkan modal (waralaba gratis). Karena ini pula ia tak pernah minta bagi hasil atas keuntungan penjualan para mitranya.

Bahkan ia juga memberikan modal antara tiga sampai empat juta bagi mitra-mitra tertentu. Tak hanya itu, bagi mitra juga akan mendapatkan gerobak dorong atau gerobak modifikasi berupa motor lengkap dengan peralatannya.


Mitra yang tidak mampu atau tidak punya modal akan diberi gerobak gratis hingga peralatannya


Namun, syaratnya menjadi mitra adalah mereka yang belum punya pekerjaan dan berasal dari golongan ekonomi lemah.

Cika sadar bahwa para mitra punya latar belakang beragam, sehingga tidak dapat diterapkan peraturan yang ketat.

Yang dibutuhkan adalah pendekatan persuasif dengan memberikan motivasi bisnis, agar mitra tetap bersemangat berjualan dan mendapatkan keuntungan bagi mereka sendiri.

Banyak mitra usaha Cika yang bersyukur setelah bergabung kaena akhirnya mereka bisa memperbaiki taraf hidupannya.

Ciptakan Program Pemberdayaan

Usaha cimol Cika makin berkembnag hingga ia pun harus fokus di bidang produksinya. Ia pun meminta saudaranya melanjutkan berjualan di sekitar kawasan kampus, karena punya pelanggan setia, jualannya sudah dikenal, serta lokasi berjualan yang sangat strategis untuk meraup omzet.

Namun saat itu saudaranya terkendala modal. Terniat  ingin bantu saudaranya keluar dai kemiskinan, Cika pun akhirnya memberanikan diri hutang ke bank untuk membelikan motor sebagai sarana berjualan bagi saudaranya itu

Selain itu, Cika juga melengkapinya dengan memberikan gerobak, alat penggorengan, dan produk cimol.

Kini, setelah 8 tahun jualan cimol, saudaranya telah berhasil mendapatkan pendapatan hingga Rp20 juta per bulan dengan laba bersih sekitar Rp5-6 juta. Ekonomo saudaranya pun sudah sangat membaik, terbukti saudara Cika itu bisa membeli kendaraan dan memperbaiki rumah.

Melihat adanya manfaat luar biasa dari apa yang dilakukannya untuk saudaranya tersebut, Cika pun mengaplikasikan skema pemberian bantuan untuk jangkauan yang lebih luas, yakni masyarakat.

Perlahan, Perusahaan Cika itu pun menjadi social enterprise (wirausaha sosial). Tak hanya itu, omzet perusahaan juga dibagi dua, yakni untuk program pemberdayaan dan pengembangan perusahaan.

Program pemberdayaan adalah berupa pemberian modal seperti gerobak bagi masyarakat yang ingin berjualan cimol produksinya. Hingga kini, sudah ada setidaknya 70 gerobak gratis hasil buatan ayah Cika yang dibagikan.

Cara untuk bisa mendapatkan bantuan ini adalah dengan mengajukan diri langsung. Nantinya tim Perusahaan Cika akan melakukan survey agar bantuan bisa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. Karena bukan tidak mungkin gerobak yang diberi akan dijual kembali ioleh penerima.

Adapun kriterianya adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin atau pun para pengangguran.

Bagi mereka yang tidak punya modal, bisa membawa produk cimolnya dulu untuk dijual. Jika tidak laku/habis, bisa diretur (dikembalikan).

Dalam program pemberdayaan ini, Cika juga membantu mitra usahanya dalam mendata penjualan, mencari sebab saat penjualan turun, hingga memastikan para mitra tetap bisa berjualan dengan lancar.

Di dalam program pemberdayaan ini, Cika juga merangkul karyawan putus sekolah, yang sebagian besarnya dipekerjakan di bagian produksi.

Hal ini berangkat dari keprihatinannya yang melihat ada banyak remaja yang putus sekolah, hanya tamatan SD-SMP. Tanpa ijazah minimal SMA, akan sangat sulit bagi mereka mendapatkan pekejaan. Telebih di wilayah Ajibarang dan sekitarnya jarang ada Perusahaan yang mau mempekerjakan lulusan SD-SMP.

Tak hanya mempekerjakan karyawan putus sekolah, Cika pun mendorong mereka untuk kembali melanjutkan pendidikan lewat jalur kesetaraan. Kini, 50 persen karyawan itu telah mengikuti program pendidikan kejar paket.

Usaha Cimol Beri Keuntungan bagi Petani dan Peternak

Selain mitra binaan dalam program pemberdayaan, tenyata petani dan peternak juga mendapatkan keuntungan dengan adanya produksi cimol ini.

Perusahaan Cika membeli sejumlah bahan isian cimol seperti jagung dan cabai rawit langsung dari petani setempat. Sehingga hal ini membawa keuntungan tersendiri bagi petani karena mereka bisa menjual hasil panennya dengan harga tinggi dibandingkan jika dijual ke tengkulak.

Sementara bagi peternak ikan, mereka mendapatkan retur produk sebagai tambahan untuk pakannya.

Cika sangat terharu bahwa melalui usaha cimol yang dimulainya pada 2005 ini telah berdampak banyak dalam membantu ekonomin masyarakat.

CV Made Arizka Sejahtera telah sukses menebar manfaatnya melalui program pemberdayaan bagi warga sekitar, dan memotivasi mereka untuk maju serta keluar dari kemiskinan dengan usaha sendiri.  

Mendapat Apresiasi SATU Indonesia Awards dari ASTRA

Semangatnya berwirausaha dalam membangkitkan ekonomi keluarga hingga mampu membantu warga di sekitarnya bangkit dan keluar dari kemiskinan, telah membuat Cika layak menjadi salah satu penerima penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014 dari PT Astra International Tbk.


Resika Caesari, Ratu Cimol Banyumas, penerima SATU Indonesia Awards dari ASTRA


Cika mendapat apresiasi dari ASTRA untuk kategori bidang kewirausahaan, di mana ia pun mendapatkan julukan Ratu Cimol Banyumas.

Julukan yang kini jadi branding usahanya itu diberikan oleh ASTRA lantaran saat itu Cika adalah satu-satunya perempuan yang lolos sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2014.

Atas apresiasi yang diterimanya serta kemajuan usaha yang kini didirikanya, Cika makin bersemangat untuk bisa terus maju dan memberikan banyak manfaat bagi lingkungan hingga Indonesia.

Ia ingin terus bisa memberikan bantuan dan motivasi bagi banyak orang untuk maju dan bangkit meraih kemandirian finansial, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Cika masih punya mimpi-mimpi besar. Salah satunya, ia ingin perusahaannya bisa memiliki lebih dari 100 karyawan dan program pembagian gerobak sebagai modal usaha bagi mereka yang ingin berjualan tapi tidak punya modal bisa lebih lagi hingga mencapai 1.000 gerobak.

Selain itu, ia ingin punya tempat usaha yang lebih luas lagi untuk memproduksi jajanan, mengemas produk. Sehingga, omzet Perusahaan pun akan makin besar. Dengan begitu manfaat yang ditebar Perusahaan bagi sekitarnya juga bisa lebih banyak lagi.

Referensi atikel dan sumber foto:

ASTRA

Instagram Resika Caesaria

No comments:

Post a Comment

Mata Kering Itu Bukan Sekadar Gangguan! INSTO Dry Eyes Segarkan Mata Dalam Sekejap

  Mata Kering? Ini bukan hal SePeLe! Terkadang kita sering mengabaikan datangnya sinyal kecil dari tubuh, termasuk saat mata yang terasa...