Apa
hal pertama yang ada di benak teman-teman saat mendengar istilah kusta? Bagaimana
dengan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta)?
Ya,
di mata masyarakat kusta dikenal sebagai penyakit menular hingga dianggap sebagai
penyakit kutukan.
Tak
heran jika banyak penderita kusta akan dikucilkan masyarakat bahkan oleh
anggota keluarganya sendiri.
Miris
dan seram sekali ya mendengar kenyataan ini.
Nah,
teman-teman perlu tahu nih, bahwa kusta itu bukanlah penyakit yang dengan
mudahnya bisa berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lainnya, bahkan meski
kita berdekatan hingga melakukan kontak fisik dengan penderita sekalipun.
Akan
tetapi, penyakit akibat bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak yang lama,
setidaknya 20 jam/minggu jika penderitanya belum berobat. Selain itu, kusta ternyata bisa ditularkan
juga melalui percikan cairan (droplet), seperti bersin, dahak, atau pun batuk.
Apa
Itu Penyakit Kusta?
Kusta
adalah penyakit yang muncul akibat infeksi bakteri Mycobacterium leprae, di
mana biasanya yang diserang oleh bakteri ini adalah bagian kulit, sistem
jaringan saraf perifer, mata, hingga selaput lendir.
Berdasarkan
data yang diakses dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dibeberkan bahwa
Indonesia adalah negara dengan kasus pasien kusta paling banyak nomor tiga di
dunia.
Untuk
peringkat satu tekait kusta ini diduduki oleh negara India dan disusul oleh
Brazil di posisi kedua.
Hmmm…jujur
ini adalah sebuah fakta yang sangat mengejutkan, terlebih banyak masyarakat
yang belum paham tentang apa sebenarnya penyakit kusta ini.
Mungkin ketidakpahaman ini pulalah yang menyebabkan negeri tercinta ini alami darurat kusta lengkap dengan stigma yang mengiringinya.
Diskriminasi
Terhadap Penderita Kusta atau OYPMK
Berkembangnya
stigma di masyarakat terkait kusta telah membuat banyak orang jadi takut
menerima penderita. Jangankan orang lain, kebanyakan anggota keluarga pun
enggan berada dekat penyandang kusta, karena opini takut tertular.
Tak
hanya itu, di saat sudah sembuh pun, orang yang pernah menderita kusta tetap
mendapat diskriminasi di masyarakat.
Alhasil,
merekapun kesulitan dalam bersosialisasi hingga mendapatkan pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Peran
Pemerintah dalam Meningkatkan Taraf Hidup OYPMK
Pemerintah,
melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki beberapa program pengendalian
kusta, mulai dari pemberian obat gratis, pelatihan bagi nakes untu bisa deteksi
dini, suplai dana mendukung Indonesia bebas kusta, hingga kampanye untuk menghapus
stigma kusta.
Pemerintah
juga terus menyemangati penderita kusta untuk berobat rutin 6-12 bulan sesuai
prosedurr penyembuhan kusta.
Penderita
Kusta atau OYPMK Bisa Produktif dan Maju
OYPMK
atau penderita kusta tidak produktif? Jelas ini anggapan yang salah besar.
Buktinya di luar sana banyak dari mereka yang mampu berkembang dan meningkatkan
taraf hidupnya.
Salah
satu contohnya adalah seorang pemuda di Desa Rebalas, Pasuruan yang harus rela
kehilangan satu jarinya akibat kusta. Ia pun tepaksa bergantung pada orang tua
karena hanya bisa bekerja serabutan.
Namun
kini hal itu hanya tinggal cerita. Karena Amat telah punya usaha sendiri yang
cukup maju, yakni beternak jangkrik.
Kembalinya
kehidupan Amat dan beberapa orang penderita kusta ini ternyata berkat seorang
wanita berhati mulia bernama Ratna Indah Kurniawati, yang dengan sabar
mengobati, menyemangati, hingga memberikan keterampilan pada mereka.
Untuk
kaum perempuan penderita kusta, Ratna memberikan pelatihan menjahit, membuat
jilbab, hingga bros. Sedangkan para pria penderita kusta dilatih untuk bisa beternak
jangkrik atau ayam.
Ratna
Indah Kurniawati, Sang Pematah Stigma dan Diskriminasi Terhadap Kusta
Ratna Indah Kurniawati adalah Ketua KPD (Kelompok Perawatan Diri) Puskesmas Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Ia adalah pelopor dalam hal melawan stigma tentang kusta.
Ternyata,
di lingkungannya saat itu adalah lokasi yang jadi endemis kusta. Tak heran
banyak orang yang menderita penyakit ini.
Pada
2008, bersama dengan timnya, Ratna mencari penderita kusta dan meminta mereka
untuk ke puskesmas melakukan pengobatan.
Tak
hanya sekadar mengobati, tetapi Ratna juga memberikan bekal berupa
keterampilan pada pendeita kusta, agar bisa hidup lebih baik dan mandiri secara
ekonomi. Hal ini ia lakukan karena wanita hebat ini paham betul bagaimana sulitnya OYPMK untuk mendapatkan pekerjaan.
Pada
2009, ada sekitar 400 warga dari 9 desa di Kecamatan Grati, yang telah mampu
berwirausaha dan hidup lebih baik berkat dedikasi Ratna mengembalikan harapan
hidup para OYPMK.
Namun,
di balik kesuksesannya mengembalikan kehidupan para penderita kusta, ternyata
Ratna mendapat banyak penolakan baik dari penderita, warga, maupun keluarganya.
Penderita
yang selama mengidap kusta mendapat diskiminasi sekitarnya merasa malu dan tak
berani untuk datang saat diundang Ratna ke balai desa. Tetapi, dengan kegigihannya,
akhirnya mereka berani hadir hingga perlahan diterima kembali.
Sementara
penolakan masyarakat adalah ketika ia mengadakan pertemuan di balai desa, di
mana tempat itu berdekatan dengan sekolah, yang mana di sana banyak anak-anak sering
bermain di balai desa.
Masyarakat
sangat takut jika nanti anak-anak akan tertular penyakit kusta. Ratna pun
dengan sabar mengedukasi masyarakat. Ia tegaskan bahwa penderita kusta yang
hadir itu telah diobati. Artinya, bakteri penyakitnya sudah tidak bisa menularkan
lagi.
Kesabaran
dan pendekatan yang Ratna lakukan akhirnya berhasil dan warga pun mau menerima
kehadiran para penderita kusta.
Mendapatkan
Penghargaan Satu Indonesia Awards
Dedikasi
dan kerja keras Ratna yang berusaha mengembalikan kehidupan para penderita kusta
ini akhirnya berbuah manis, yakni dengan diberikannya penghargaan Satu
Indonesia Awards 2011 dari ASTRA Indonesia untuk kategori di bidang kesehatan.
Penghargaan
ini adalah bentuk apresiasi bagi anak bangsa atas kontribusi, dedikasi, dan kepeduliannya
di bidang Kesehatan, Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan, dan Teknologi.
Nah,
mulai sekarang, mari kita buang jauh-jauh stigmanya bukan jauhi orangnya lagi
ya, teman-teman. Karena mereka itu bukanlah ancaman. Mereka punya kesempatan untuk
membuktikan kemampuan dan ide-idenya. Mari berikan dukungan terbaik kita.