“Di
mana ada kemauan, maka di situ ada tujuan.”
Setidaknya
sebait kalimat itulah yang menggambarkan apa yang dilakukan Resika Caesaria (Cika),
si Ratu Cimol Banyumas, yang sukses bangkitkan ekonomi keluarga hingga bisa
menolong banyak orang lewat cimol.
Bagaimana
bisa seorang Resika Caesaria membangkitkan ekonomi keluarga hingga membantu
banyak orang dengan cimol? Simak kisah lengkap Resika Caesaria atau akrab
disapa Cika, si Ratu Cimol Banyumas berikut ini.
Cemilan
bernama cimol ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ya,
makanan khas Sunda ini memang telah banyak dijajakan pedagang di berbagai
daerah Indonesia.
Cimol
adalah makanan ingan atau cemilan yang dibuat dari tepung kanji. Sebagaimana jenis makanan khas Sunda lainnya
yang kerap diberi nama berupa singkatan, cimol pun demikian. Kata cimol berasal
dari kata aci di gemol.
Awal
Mula Resika Caesaria Berjualan Cimol
Ketika
akan masuk SMA, Cika dihadapkan pada kondisi, di mana orangtuanya kesulitan
keuangan karena sang ayah terpaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai supir
angkutan umum lantaran penglihatan matanya yang menurun hingga kerap alami kecelakaan.
Hati
Cika pun diliputi kegalauan tentang bagaimana ia bisa melanjutkan
pendidikannya. Terlebih sang ibu memang sudah tidak ada. Meskipun ada kakaknya
yang mungkin bisa sedikit membantu biaya sekolahnya, namun ia juga ingin bisa punya
penghasilan sendiri agar bisa mencukupi kebutuhannya tanpa banyak bergantung
dari keluarga.
Perempuan
kelahiran Banyumas, 5 Mei 1991 pun berpikir keras bagaimana caranya bisa berpenghasilan,
hingga ide berjualan makan ringan pun muncul di benaknya.
Cika
pun mulai menjual makanan ringan seperti kue hingga batagor. Dengan modal awal
Rp63.000, Cika pun membeli bahan baku membuat batagor untuk dititipkan di
kantin sekolah. Selain itu, ia juga berjualan batagor saat ada acara
pertandingan sepak bola.
Saat
berjualan batagor di pertandingan sepakbola, Cika berkenalan dengan seorang
pedagang cimol. Mereka saat itu saling bertukar resep jualannya masing-masing.
Resep
dari pedagang cimol tersebut pun ia praktikkan di rumah. Cimol buatannya ia bawa
ke sekolah untuk dijual, dan ternyata banyak yang suka.
Dari
hasil berjualan cimol sejak duduk di kelas 1-3 SMA, Cika bisa membeli sepeda
motor, membuat gerobak untuk berjualan cimol, dan punya biaya masuk kuliah keperawatan
di STIKES Harapan Bangsa, Purwokerto.
Cika
tetap melanjutkan jualan cimol meski saat itu statusnya sebagai mahasiswa. Bahkan
ia lebih bersemangat karena kampus adalah tempat yang punya potensi besar untuk
dagangannya. Benar saja, cimol jualan Ciko yang dijualnya di kawasan kampus itu
sangat laris manis.
Di
tengah kesibukannya bejualan cimol, Cika tetap fokus pada studinya. Terbukti ia
mampu lulus cumlaude dari kampusnya pada 2013 silam.
Setelah
lulus, Cika tetap melanjutkan usaha cimolnya yang saat itu telah memiliki 12 karyawan yang membantunya
memproduksi cimol.
Mendirikan
CV Made Arizka
Untuk
mengembangkan usaha cimolnya, Cika pun mendirikan waralaba dengan nama “Made
Arizka”. Nama ini merupakan singkatan nama dalam keluarganya, yaitu Maksi,
Dewi, Agus, Riza, dan Cika.
CV
Made Arizka Sejahtera milik Cika ini berlokasi di Desa Lesmana RT 3 RW 6,
Kecamatan Ajibarang.
Setelah
membentuk CV tersebut, Cika mulai melakukan inovasi untuk jualan cimolnya agar
lebih berkembang dan bisa meningkatkan omzet.
 |
Resika Caesaria bersama para karyawan perusahaan cimolnya, CV Made Arizka |
Maka,
terciptalah cimol dengan varian rasa mulai rasa pedas, barbeque, keju, jagung
manis, hingga pizza. Dari hasil inovasi ini, omzet penjualan cimol pun
meningkat hinga Rp90 juta per bulan.
Untuk
menjangkau target maket yang lebih luas, Cika pun memanfaatkan media sosial untuk
promosi usaha.
Jika
dilihat, usaha cimol ini memang cukup sukses. Namun bukan berarti apa yang dilakukan
Cika selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ada banyak tantangan yang telah
dilaluinya. Namun, ia cepat bangkit dengan ide-ide baru untuk kemajuan usahanya
tersebut.
Jika
ingin punya usaha yang semakin berkembang, menurutnya dibutuhkan manajemen waktu
dan keuangan yang baik. Selain itu, perlu juga meningkatkan skill melalui pelatihan
yang terus menerus. Agar SDM yang diberdayakan mampu lebih maju, baik bagi
dirinya maupun Perusahaan.
Yang
tak kalah penting, adalah terus melakukan survei pasar agar usaha cimol bisa
makin berkembang, inovatif, dan menjawab kebutuhan pasar.
Sebagai
informasi, usaha cimol milik Cika ini berbentuk franchise makanan ringan, yang
kini sudah memiliki lebih dari 600 mitra gabungan dari kalangan ekonomi lemah
dan pengangguran.
Usaha
franchise ini terbilang unik, karena ia hanya menerima mitra untuk berjualan
cimol sendiri dan bukan yang punya modal besar, di mana biasanya akan merekrut
karyawan lagi untuk menjualkannya.
Ini
juga menjadi salah satu tujuannya dalam membantu perekonomian masyarakat
sekitar sekaligus memberikan harapan baru bagi mereka yang butuh pekerjaan.
Upaya
Cika Mengubah Ekonomi Masyarakat
Melalui
usaha cimol yang dikembangkannya, Cika akhirnya bisa membantu mengubah ekonomi
keluarga hingga ekonomi banyak orang di sekitarnya.
Bisnis
yang dijalankan Cika ini mengusung konsep bisnis sosial, di mana setiap bulan
dari keuntungan 100 persen dibagi dua, yakni 70 persen untuk pengembangan usaha
dan 30 persen digunakan untuk sosial.
Cika
sama sekali tidak tidak mengutamakan/mencari keuntungan dai usahanya. Karenanya,
ia pun memudahkan siapa saja yang butuh bekerja sama dan ingin mengubah
kehidupan ekonominya tanpa mengeluarkan modal (waralaba gratis). Karena ini
pula ia tak pernah minta bagi hasil atas keuntungan penjualan para mitranya.
Bahkan
ia juga memberikan modal antara tiga sampai empat juta bagi mitra-mitra
tertentu. Tak hanya itu, bagi mitra juga akan mendapatkan gerobak dorong atau
gerobak modifikasi berupa motor lengkap dengan peralatannya.
 |
Mitra yang tidak mampu atau tidak punya modal akan diberi gerobak gratis hingga peralatannya |
Namun,
syaratnya menjadi mitra adalah mereka yang belum punya pekerjaan dan berasal dari
golongan ekonomi lemah.
Cika
sadar bahwa para mitra punya latar belakang beragam, sehingga tidak dapat
diterapkan peraturan yang ketat.
Yang
dibutuhkan adalah pendekatan persuasif dengan memberikan motivasi bisnis, agar
mitra tetap bersemangat berjualan dan mendapatkan keuntungan bagi mereka
sendiri.
Banyak
mitra usaha Cika yang bersyukur setelah bergabung kaena akhirnya mereka bisa
memperbaiki taraf hidupannya.
Ciptakan
Program Pemberdayaan
Usaha
cimol Cika makin berkembnag hingga ia pun harus fokus di bidang produksinya. Ia
pun meminta saudaranya melanjutkan berjualan di sekitar kawasan kampus, karena
punya pelanggan setia, jualannya sudah dikenal, serta lokasi berjualan yang
sangat strategis untuk meraup omzet.
Namun
saat itu saudaranya terkendala modal. Terniat ingin bantu saudaranya keluar dai kemiskinan, Cika
pun akhirnya memberanikan diri hutang ke bank untuk membelikan motor sebagai
sarana berjualan bagi saudaranya itu
Selain
itu, Cika juga melengkapinya dengan memberikan gerobak, alat penggorengan, dan produk
cimol.
Kini,
setelah 8 tahun jualan cimol, saudaranya telah berhasil mendapatkan pendapatan
hingga Rp20 juta per bulan dengan laba bersih sekitar Rp5-6 juta. Ekonomo saudaranya
pun sudah sangat membaik, terbukti saudara Cika itu bisa membeli kendaraan dan
memperbaiki rumah.
Melihat
adanya manfaat luar biasa dari apa yang dilakukannya untuk saudaranya tersebut,
Cika pun mengaplikasikan skema pemberian bantuan untuk jangkauan yang lebih
luas, yakni masyarakat.
Perlahan,
Perusahaan Cika itu pun menjadi social enterprise (wirausaha sosial). Tak hanya
itu, omzet perusahaan juga dibagi dua, yakni untuk program pemberdayaan dan
pengembangan perusahaan.
Program
pemberdayaan adalah berupa pemberian modal seperti gerobak bagi masyarakat yang
ingin berjualan cimol produksinya. Hingga kini, sudah ada setidaknya 70 gerobak
gratis hasil buatan ayah Cika yang dibagikan.
Cara
untuk bisa mendapatkan bantuan ini adalah dengan mengajukan diri langsung. Nantinya
tim Perusahaan Cika akan melakukan survey agar bantuan bisa tepat sasaran dan
tidak disalahgunakan. Karena bukan tidak mungkin gerobak yang diberi akan dijual
kembali ioleh penerima.
Adapun
kriterianya adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin atau pun para
pengangguran.
Bagi
mereka yang tidak punya modal, bisa membawa produk cimolnya dulu untuk dijual. Jika
tidak laku/habis, bisa diretur (dikembalikan).
Dalam
program pemberdayaan ini, Cika juga membantu mitra usahanya dalam mendata
penjualan, mencari sebab saat penjualan turun, hingga memastikan para mitra
tetap bisa berjualan dengan lancar.
Di
dalam program pemberdayaan ini, Cika juga merangkul karyawan putus sekolah,
yang sebagian besarnya dipekerjakan di bagian produksi.
Hal
ini berangkat dari keprihatinannya yang melihat ada banyak remaja yang putus
sekolah, hanya tamatan SD-SMP. Tanpa ijazah minimal SMA, akan sangat sulit bagi
mereka mendapatkan pekejaan. Telebih di wilayah Ajibarang dan sekitarnya jarang
ada Perusahaan yang mau mempekerjakan lulusan SD-SMP.
Tak
hanya mempekerjakan karyawan putus sekolah, Cika pun mendorong mereka untuk
kembali melanjutkan pendidikan lewat jalur kesetaraan. Kini, 50 persen karyawan
itu telah mengikuti program pendidikan kejar paket.
Usaha
Cimol Beri Keuntungan bagi Petani dan Peternak
Selain
mitra binaan dalam program pemberdayaan, tenyata petani dan peternak juga
mendapatkan keuntungan dengan adanya produksi cimol ini.
Perusahaan
Cika membeli sejumlah bahan isian cimol seperti jagung dan cabai rawit langsung
dari petani setempat. Sehingga hal ini membawa keuntungan tersendiri bagi petani
karena mereka bisa menjual hasil panennya dengan harga tinggi dibandingkan jika
dijual ke tengkulak.
Sementara
bagi peternak ikan, mereka mendapatkan retur produk sebagai tambahan untuk pakannya.
Cika
sangat terharu bahwa melalui usaha cimol yang dimulainya pada 2005 ini telah
berdampak banyak dalam membantu ekonomin masyarakat.
CV
Made Arizka Sejahtera telah sukses menebar manfaatnya melalui program
pemberdayaan bagi warga sekitar, dan memotivasi mereka untuk maju serta keluar
dari kemiskinan dengan usaha sendiri.
Mendapat
Apresiasi SATU Indonesia Awards dari ASTRA
Semangatnya
berwirausaha dalam membangkitkan ekonomi keluarga hingga mampu membantu warga
di sekitarnya bangkit dan keluar dari kemiskinan, telah membuat Cika layak
menjadi salah satu penerima penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU)
Indonesia Awards 2014 dari PT Astra International Tbk.
 |
Resika Caesari, Ratu Cimol Banyumas, penerima SATU Indonesia Awards dari ASTRA |
Cika
mendapat apresiasi dari ASTRA untuk kategori bidang kewirausahaan, di mana ia
pun mendapatkan julukan Ratu Cimol Banyumas.
Julukan
yang kini jadi branding usahanya itu diberikan oleh ASTRA lantaran saat itu
Cika adalah satu-satunya perempuan yang lolos sebagai penerima apresiasi SATU
Indonesia Awards 2014.
Atas
apresiasi yang diterimanya serta kemajuan usaha yang kini didirikanya, Cika
makin bersemangat untuk bisa terus maju dan memberikan banyak manfaat bagi lingkungan
hingga Indonesia.
Ia
ingin terus bisa memberikan bantuan dan motivasi bagi banyak orang untuk maju
dan bangkit meraih kemandirian finansial, sehingga bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Cika
masih punya mimpi-mimpi besar. Salah satunya, ia ingin perusahaannya bisa
memiliki lebih dari 100 karyawan dan program pembagian gerobak sebagai modal
usaha bagi mereka yang ingin berjualan tapi tidak punya modal bisa lebih lagi hingga
mencapai 1.000 gerobak.
Selain
itu, ia ingin punya tempat usaha yang lebih luas lagi untuk memproduksi
jajanan, mengemas produk. Sehingga, omzet Perusahaan pun akan makin besar. Dengan
begitu manfaat yang ditebar Perusahaan bagi sekitarnya juga bisa lebih banyak
lagi.
Referensi atikel dan sumber foto:
ASTRA
Instagram Resika Caesaria